KONI Badung menyampaikan selamat kepada Pengurus Provinsi ISSI Bali pimpinan Mariyana Wandira yang meloloskan 7 atletnya dalam babak kualifikasi (BK) PON.
Namun demikian Ketua Umum KONI badung Made Nariana menyesalkan dan memprotes ISSI Bali. Pasalnya, satu pun atlet sepeda Badung yang meraih emas dalam Porprov Bali gotong royong tahun lalu, tidak dipanggil ikut BK PON tersebut.
Rakerprov KONI Bali terakhir sudah memberikan mekomendasi kepada Pengurus Cabor tingkat Bali, supaya mengutamakan mereka yang juara dalam Porprov ikut pra PON (BK)-PON. Tetapi nyatanya ISSI Bali main tunjuk saja dengan mengabaikan sejumlah juara dalam Porprov.
“Kalau demikian apa artinya Porprov Bali, kalau atletnya diabaikan dalam kejuaraan yang lebih tinggi?. Jangan begitulah saat berkuasa di pengurus lebih tinggi”, kata Nariana wajah berang.
Ia mengharapkan KONI Bali ikut intervensi dalam pengiriman atlet dalam persoalan seperti ini. Sebab dana yang dipakai adalah dana rakyat Bali.
Nariana mengatakan, ia sudah mengecek ke pelatih balap sepeda Badung Freddy Tutuarima, dalam Porprov Bali, Badung dapat 3 emas, Denpasar 4 emas. Selisih satu emas karena atlet Badung saat itu kecelakaan. Namun, untuk ikut ke BK PON, Bali main tunjuk saja dengan mendadak.
“Kalau memang ragu dengan kondisi atlet Badung, kan bisa diseleksi ulang, sehingga lebih adil,” kata Freddy yang juga kesal.
Freddy mengatakan, seharusnya olahraga Bali khususnya balap sepeda dibangun bersama. Jangan masih menggunakan gaya pilih kasih. Hal itu akan menyebabkan atlet dan orangtua atlet kecewa dan frustrasi. Freddy mengatakan, dalam cabang olahraga sepeda orangtua berperanan sangat tinggi.
Di bagian lain, Ketum KONI Badung berharap, dalam mengikuti BK PON pengurus cabor Provinsi Bali yang berhak menentukan atlet, hendaknya besrikap lebih adil, selektif dan transparan.
“Kita membawa nama Bali. Menuju PON menggunakan dana rakyat Bali. Seharusnya dipilih atlet terbaik, jangan main tunjuk seenaknya. Sangat kami sayangkan kalau cara-cara pilih kasih masih dipergunakan . Kalau di Badung saya tahu pengurus cabor atau pelatih menggunakan cara pilih kasih, saya pecat,” kata Nariana mantan Ketua PWI Bali itu.
Ia juga jujur mengatakan, tidak semua atlet cabor anggota KONI di Badung meraih emas dalam Porprov. Kalau yang tidak memiliki prestasi ditinggalkan, tentu tidak masalah. Ukurannya adalah prestasi terakhir. Kalau ragu, silahkan lakukan lagi seleksi ulang, sebab waktu setahun prestasi atlet dapat saja turun. (*)