Sebanyak tujuh Pengurus KONI Kota Jogyakarta di bawah Ketua Umumnya Aji Karnanto, Selasa 26 September 2023 melakukan kunjungan/ studibanding ke KONI Badung.
Mereka diterima Ketua Umum KONI Badung Made Nariana didampingi Wakil Ketua Wayan Tirta dan KTU. AA Rawat Dwaja.
Dalam pertemuan tersebut Ketum KONI kota Jogyakarta menanyakan berbagai persoalan seperti proses dana hibah yang diberikan pemerintah, serta masalah manajemen pembinaan serta pengembangan olahraga di KONI Badung.
Aji Karnanto mengatakan, KONI Jogyakarta ingin belajar banyak dari KONI Badung, karena sampai 9 kali menjadi juara umum dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali.
KONI Jogyakarta kini menaungi 46 cabang olahraga dengan bantuan langsung dari pemerintah setempat.
“Dana kami bukan berupa hibah, tetapi dana langsung dari pemerintah. Setiap pengeluaran KONI bersama cabang/anggotanya dibayar oleh pemerintah,” kata Aji Karnanto.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Umum KONI Badung Made Nariana mengatakan, dana hibah pemerintah kabupaten Badung turun melalui Kadisdikpora, langsung ke rekening KONI di Bank.
Ia mengatakan, dana itu berupa dana operasional kantor KONI, dana bantuan pembinaan atlet, dana peralatan dan dana bantuan kejuaraan sesuai dengan kemampuan yang diberikan pemerintah.
Nariana menjelaskan, semua dana yang diperoleh tidak pernah cukup buat mengembangkan olahraga. Namun semangat pengurus KONI bersama pengurus Cabang olahraga sangat besar, sehingga dapat menjalankan organisasi dengan baik.
“ Selain hibah dari pemkab Badung, kalangan orangtua atlet dan pengurus cabor berperan besar dalam meningkatkan prestasi olahraga di Badung. Pengurus Cabang olahraga banyak berperan dalam mengurus atlet,” kata Nariana.
Dalam mengembangkan dan membina atlet, tidak ada kiat khusus. Lebih banyak dipercayakan kepada Pembina dan pelatih di cabang olahraga. Pengurus KONI tinggal memantau dan melakukan monitoring dan evaluasi (monev) yang lebih intensif. Menjelang Porprov pun, pelatihan terpusat (TC) dilakukan di tempat masing-masing di mana atlet cabor itu latihan.
“Kami sebagai pengurus KONI melakukan monev pelatihan atlet dan monev penggunaan keuangan yang diperoleh pengurus cabor,” kata Nariana.
Ia menjelaskan, banyak melakukan komunikasi sosial kepada atlet ternyata memberikan manfaat besar, karena mereka merasa mendapat perhatian dari pimpinannya.
Wayan Tirta menambahkan, organisasi KONI kuat, jika semua kompak baik pengurus, pembina di cabor dan para atlet.
Ia menjelaskan kontrol terhadap keberadaan pengurus kabupaten cabor juga terus dilakukan. Kalau ada yang tidak aktif diingatkan, ditegor dan dilakukan pembinaan.
“Jika perlu, kami minta Ketua Umum Cabor mengganti mereka yang tidak aktif dalam mengurus atlet,” kata Tirta. (*)