Penekanan sirine selama 10 detik oleh Presiden ke 5 RI Megawati Soekarnoputri secara virtual, dan dibarengi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, serta Gubernur Bali Wayan Koster menandai dimulainya pembangunan Perlindungan Kawasan Suci Besakih, di areal Manik Mas, Pura Agung Besakih, di desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Rabu (18/8).
Megawati yang memberikan sambutan secara virtual mengaku sangat bangga dan terhormat bisa didaulat untuk memulai pembangunan kawasan Pura Besakih secara simbolis. “Tentunya nanti akan banyak yang bertanya kenapa yang meletakkan batu pertama secara peresmian dipilih saya. Oleh sebab itu saya merasa terhormat karena saya seorang beragama Islam, tetapi karena nenek saya orang Bali jadi saya pun bagian orang Bali. Nenek saya adalah ibunya Bung Karno,” ujar Megawati.
“Selain itu, ini juga karena kekuatan ideologi kita, ideologi Pancasila yang ada dalam UUD, tersebut bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama apa artinya, tidak membedakan suku adat dan agama. Terus kita juga punya Bhinneka Tunggal Ika, bermacam-macam tapi satu jua, itu yang membuat kita bisa membangun sebuah negara yang besar dengan sebutan Negara Kedaulatan Republik Indonesia,” lanjutnya.
Megawati yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini, menceritakan bagaimana dirinya semasa kecil diajak sang ayah yakni Presiden RI Pertama Ir Soekarno untuk bertandang ke tanah kelahiran sang nenek. “Dari sana saya banyak belajar dan mengagumi filosofi tata kehidupan orang Bali, yang sangat kuat memegang kearifan lokalnya. Jadi jangan heran kalau nama Bali kini lebih dikenla daripada Indonesia di mata dunia,” ujarnya.