Menu

Mode Gelap
Hanya Gelandangan Politik yang Tidak Puas dengan keberhasilan Gubernur Koster Membangun Bali. Kembali Gelar Pasar Rakyat di Bangli, Ny. Putri Koster Puji Pemkab Bangli Berhasil Kembangkan Jeruk Varietas Baru RGL Gelar Lawatan Ke Praha, Wagub Cok Ace Bahas Potensi Kerjasama Antara Bali dan Ceko Tutup Pameran Bali Bangkit Ke-6, Ny. Putri Koster Himbau UMKM Tidak Nakal Mengkopi Motif Tenun Gringsing Riset dan Inovasi Untuk Indonesia Raya

Opini · 24 Apr 2024 13:49 WITA ·

Menuju Indonesia Emas, Apa Mungkin?


 Made Nariana Perbesar

Made Nariana

Oleh Made Nariana

 

JOKOWI, Presiden kita yang sebentar lagi akan lengser selalu memberi semangat supaya rakyat Indonesia memiliki semangat optimisme. Betul!. Hidup ini tidak boleh pesimis. Selalu semangat, semangat dan semangat. Namun apa betul dapat begitu? Selama koruptor tetap merajalela di Indonesia, rasanya sulit kalau rakyat diminta selalu semangat!.

Budaya korupsi di negeri kita tidak dapat dipungkuri. Mereka yang sudah kaya raya tidak kurang apa pun masih korupsi. KPK tetap bergerak, tetapi apa daya — Ketuanya sendiri juga dipecat yang seharusnya menjadi teladan dalam pemberantasan korupsi.

Jokowi dan sebentar lagi, penerusnya kini Prabowo Subianto bersama Gibran Rakabuming Raka, akan meneruskan cita-cita menuju Indonesia Emas tahun 2045. Ibu Kota Nusantara  (IKN) yang akan menjadi ibukota baru dikebut dibangun, sebagai lambang Indonesia Emas. Tetapi pembangunan IKN masih selalu mendapat resistensi  (penentangan) dari sebagian elit dan rakyat Indonesia.

Penetapan Prabowo-Gibran sebagai pemenang pemilu 2024, juga mendapat tentangan banyak pihak. Sepanjang tahun akan ada kesan pasangan dengan proses cacat konstitusional dan etika. Cerminan ada “dissenting opinion”  3 hakim MK dalam sidang gugatan hasil pilpres memberikan gambaran. Tiga dari 8 hakim berbeda pendapat.  Lima lawan tiga (5-3), memang kalah tiganya. Tetapi gambaran ini juga memberikan bayangan, bahwa rakyat Indonesia juga akan tetap terpolarisasi seperti hakim MK tersebut.

Kalau hal ini tidak dapat dibereskan, (sebab prinsip dasarnya adalah soal demokrasi) yang dianggap mati – maka gonjang-ganjing di masyarakat akan terus terjadi. Anggapan ini saya kutip dari sejumlah pengamat lewat media sosial.

Bahkan ada yang mengatakan, Indonesia Emas akan tercapai, hanya buat anak-anak pejabat dan para koruptor. Sementara rakyat, tetap akan membeli beras dan lauk pauk dengan mahal. Kondissi kesenjangan menyangkut kemiskinan akan makin melebar. Rakyat boleh bebas menghujat di media sosial, tetapi tetap merasakan tidak ada demokrasi sesuai tujuan gerakan reformasi tahun 1998.

Ada yang berpendapat, demokrasi lahir tahun 1998, dan mati di jaman Jokowi menjadi Presiden sampai tahun 2024. Padahal Jokowi sendiri lahir menjadi pemimpin negeri ini, justru karena adanya reformasi.

Membayangkan Indonesia Emas 2045, tentu negeri Konoha ini akan makmur tahun itu. Bahkan menjadi negeri ketiga atau keempat di dunia yang penduduknya sejahtera. Apalagi ada gerakan makan gratis dari Presiden baru. Apakah betul demikian?

Banyak yang ragu, termasuk saya sendiri.  Keraguan ini muncul, jika pemimpin baru ini tidak mampu membersihkan Indonesia dari para koruptor yang masih merajalela. Sepanjang budaya tersebut diteruskan, jangan harap akan ada Indonesia Emas bagi seluruh rakyat.

Kalau toh ada, barangkali Indonesia emas hanya buat anak-anak pejabat di atas sana saja. Semoga anggapan saya ini salah…..(*)

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Bendesa Adat Peras Investor, Kok Bisa?

4 Mei 2024 - 09:49 WITA

Bijaksana dalam Menggunakan Medsos

25 April 2024 - 08:09 WITA

Made Nariana

Banteng, Semakin Digenjet Biasanya Semakin Melejit

1 November 2023 - 09:20 WITA

Usaha Membusukkan Keluarga Presiden Jokowi

11 Oktober 2023 - 08:58 WITA

Perkuat Visi Misi Gubernur

7 Oktober 2023 - 10:33 WITA

Ikut Menjaga Komitmen Pejabat Gubernur Bali

26 September 2023 - 09:18 WITA

Trending di News