Hiruk pikuk pencalonan pasangan Cagub-Cawagub Bali khususnya dari PDI Perjuangan Bali mencapai puncaknya. Sejak awal tahun 2024 banyak muncul silang pendapat menyangkut pencalonan tersebut, apalagi banyak “digoreng” melalui medsos oleh pihak tertentu, guna melemahkan PDI Perjuangan.
Dengan bersatunya Koster-Giri yang dihasilkan melalui rapat konsolidasi partai Minggu, 28 April 2024, friksi antar faksi di partai tersebut boleh dikatakan sudah berakhir. Kedua kubu kompak dengan kesepakatan, di mana Koster-Giri akan diajukan ke DPP PDI-P selain pasangan Koster-Ace.
Pasangan ini, diharapkan akan dapat melanjutkan misi dan visi Koster-Ace yang sudah banyak diperoleh di babak pertama (jabatan pertama) 2018-2023. Keberhasilan itu diakui masyarakat, DPP PDI Perjuangan dan Menteri Dalam Negeri.
Sekretaris Peguyuban Banteng Tua Bali, Made Arimbawa dan Ketua Relawan KBS-Ace Wayan Tirta mengatakan kepada media ini, merasa lega dengan kondisi tersebut.
Made Arimbawa yang sejak lama ngotot supaya membangun pasangan Koster – Giri mengatakan, pasangan ini punya kelebihan. Mereka sama-sama memiliki pendukung fanatik di basis bawah. Sama-sama punya prestasi sebagai Kepala Daerah. Satu di Tingkat Bali dan satunya di kabupaten. Mereka punya kekuatan penting di Bali. Saat Giri nyalon sebagai Bupati Badung 10 tahun lalu, Kosterlah sebagai Ketua Team Suksesnya. Sementara saat Koster nyalon sebagai Gubernur, Giri Prasta penggerak utama sebagai team suksesnya. Mereka juga sama-sama memiliki hubungan dekat dengan DPP PDI Perjuangan, sama-sama satu partai dan sama-sama memiliki jiwa seni. Koster di seni tradisional, Giri punya bakat dalam seni modern.
Di bagian lain, Ketua Relawan Koster-Ace Wayan Tirta, sejak dua bulan lalu sudah mengingatkan, bahwa kalau PDI Perjuangan ingin menang di Bali dalam pilkada 2024, yang paling pas maju adalah pasangan Koster-Giri Prasta.
Pasalnya melihat perkembangan arus bawah, baik di internal partai mereka maupun masyarakat umum – menghendaki seperti itu.
Partai khususnya PDI-P tidak boleh kaku menentukan pilihan. Hendaknya mengikuti aspirasi bawah, sebab sudah terjadi perubahan fundamental dengan banyaknya pemilih gen Z (milineal) saat ini.
Struktur dan kader partai penting, tetapi masyarakat yang apriori dengan partai politik juga semakin banyak. Aspirasi masyarakat umum harus dipahami elit partai.
Apalagi, berdasarkan rapat partai di semua kabupaten di Bali, semua DPC PDI Perjuangan kabupaten/kota sudah menjagokan Koster-Giri, di samping ada juga aspirasi yang menjagokan Koster-Ace. Dinamika tersebut wajar di internal partai yang menyandang kata demokrasi.
“Perkembangan itulah yang seharusnya dipakai patokan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri untuk mengeluarkan rekomendasi menyangkut Cagub-Cawagub Bali,” pinta Tirta yang sejak 10 tahun membina Relawan Giri Prasta dan Koster Bali Satu (KBS) di Bali.
Untuk diketahui istilah KBS muncul dari anggota relawan ini, dan diakui Pak Koster serta pernah diberikan penghargaan oleh Ny. Putri Koster sendiri kepada pencetus istilah KBS. (*)